Monthly Archives: May 2016

Komunikasi dalam Tulisan

Penulisan Kabar atau Berita

Penulisan berita juga termasuk salah satu bentuk komunikasi. Dalam penulisan berita, seharusnya kita menggunakan prinsip 5W + 1H. Harus jelas mengenai siapa, kapan, dimana, mengapa, dan bagaimana. Selain itu, berita juga harus menarik audiens agar tujuan komunikasi dapat berhasil. Gaya penulisan berita disusun secara piramida terbalik. Kita harus menarik perhatian pembaca di awal paragraf terlebih dahulu. Dengan begitu, komunikasi yang kita lakukan bisa berhasil.

Penulisan Pesan-Pesan Persuasif

Pesan juga bisa digunakan untuk mempengaruhi audiens. Hal inilah yang dinamakan persuasive. Kita bisa memberikan pengaruh kita kepada audiens apabila kita bisa menulis pesan persuasive. pesan persuasive juga bisa digunakan sebagai sarana untuk menjual ide kita kepada orang lain. Untuk memberikan kesan kepada audiens, hendaknya kita harus menulis pesan persuasive yang bisa meyakinkan audiens. Dengan begitu, tujuan dari komunikasi kita bisa tercapai.

Korespondensi (Surat Menyurat)

Dalam bisnis, kita mengenal juga yang namanya surat menyurat. Surat adalah sarana komunikasi untuk menyampaikan pesan dari satu orang ke orang lain. Surat dapat berbentuk surat konvensional yang ditulis di atas kertas, ataupun surat elektronik seperti email. Surat dibagi menjadi tiga, yaitu surat pribadi, surat dinas, dan surat bisnis. Kita harus menggunakan salah satunya sesuai dengan tujuan komunikasi yang ingin kita capai. Untuk surat formal, ada bagian – bagian surat yang harus dicantumkan yaitu kepala surat, tanggal, nomor, lampiran, hal, alamat yang dituju, salam pembuka, paragraph pembuka, paragraph isi, paragraph penutup, salam penutup, tanda tangan, nama terang, tembusan, dan inisial. Kata – kata yang digunakan dalam surat pun bermacam – macam. Ada yang berbahasa formal, semi formal, maupun informal.

 

Sumber:

  1. Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
  2. Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
  3. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
  4. Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.
Categories: Uncategorized | Leave a comment

Komunikasi Lisan dan Negosiasi

Komunikasi Lisan dalam Rapat

Dalam kegiatan rapat, kita biasanya melakukan komunikasi dengan peserta rapat lainnya. Dalam melakukan hal itu, kita harus tau posisi kita saat itu. Setiap peserta hendaknya berkomunikasi secara jujur dan terbuka. Selain itu juga harus aktif, responsive, tidak emosional, dan mampu mengendalikan diri selama rapat berlangsung.

Komunikasi Lisan dalam Wawancara

Dalam wawancara, kita melakukan komunikasi dengan pihak yang diwawancara. Dalam wawancara, ada pihak yang lebih dominan memberikan pertanyaan. Wawancara biasanya dilakukan untuk pengumpulan data yang ingin kita peroleh. Ada etika dalam berwawancara, diantaranya adalah memperkenalkan diri terlebih dahulu. Kemudian kita utarakan maksud dari wawancara yang kita lakukan. Kita juga harus menghormati orang yang kita wawancarai sehingga ia merasa nyaman. Berikut ini adalah hal yang perlu diperhatikan ketika melakukan wawancara:

  1. Gunakan volume suara yang baik (berbicara tidak terlalu keras).
  2. Hindari bahasa menggurui responden.
  3. Hindari sikap rakus.
  4. Fokus pada lawan bicara.
  5. Fokus pada pembicaraan.
  6. Tidak boleh memotong pembicaraan.
  7. Lakukan verifikasi jika ada kekurangan.
  8. Hindari kata-kata kasar (kotor).
  9. Bersikap ramah.
  10. Jangan menyakiti hati responden.
  11. Hidari tatapan yang clingak-clinguk dan tidak fokus.
  12. Ucapkan terima kasih.

 

Komunikasi Lisan dalam Bernegosiasi

Tujuan melakukan negoisasi adalah untuk mendapatkan kesepakatan antara kedua belah pihak. Hal ini diperlukan kemampuan komunikasi yang mumpuni. Agar negosiasi berjalan mulus, kita harus pintar dalam mengolah kata dan memainkan emosi orang yang kita ajak negosiasi. Negosiasi bisa dilakukan antara individu dena individu, ataupun individu dengan kelompok. Ada beberapa tahapan dalam negosiasi, diantaranya adalah:

  1. Fact-finding, mengumpulkan fakta-fakta atau data yang berhubungan dengan kegiatan bisnis lawan sebelum melakukan negosiasi.
  2. Planning/rencana, sebelum bernegosiasi/berbicara susunlah dalam garis besar pesan yang ingin disampaikan. Menurut kerangka topik yang hendak dibicarakan rincilah hasil yang diharapkan akan tercapai. Menurut pengenalan Anda terhadap lawan tersebut, perkirakan/bayangkan kemungkinan reaksi penerima pesan/lawan berbicara terhadap apa yang Anda katakan.
  3. Penyampaian, lakukan negosiasi/sampaikan pesan dalam bahasa lawan/si penerima. Usahakan agar menggunakan istilah unik dan khas yang biasa dipakai oleh lawan negosiasi kita. Pilihlah kata-kata yang mencerminkan citra yang spesifik dan nyata. Hindari timbulnya makna ganda terhadap kata yang disampaikan.
  4. Umpan balik, negosiator harus menguasai bahasa tubuh dari pihak lawan. Dengarkan baik-baik reaksi lawan bicara. Amati isyarat prilaku mereka seperti: angkat bahu, geleng–geleng kepala, mencibir, mengaggguk setuju. Umpan balik dapat untuk mengetahui samakah makna yang disampaikan dengan yang ditangkap lawan negosiasi bisnis kita.
  5. Evaluasi, perlu untuk menilai apakah tujuan berkomunikasi/negosiasi sudah tercapai, apakah perlu diadakan lagi, atau perlu menggunakan cara-cara untuk mencapai hasil yang lebih baik.

Sumber:

  1. Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
  2. Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
  3. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
  4. Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Presentasi Bisnis

Persiapan Dasar Presentasi Bisnis

Sebelum kita melakukan presentasi, kita perlu mempersiapkan diri secara matang agar presentasi yang kita bawakan berjalan lancar. Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan presentasi. Berikut adalah persiapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan presentasi.

  1. Menguasai topik atau materi yang akan dipresentasikan.
  2. Menguasai penggunaan alat bantu presentasi.
  3. Menganalisis audiens yang akan hadir di presentasi kita.
  4. Menganalisis keadaan dan lokasi presentasi kita.

 

Penggunaan Alat Bantu dalam Presentasi

Dalam melakukan presentasi, kita bisa menggunakan beberapa alat bantu. Alat bantu berguna dalam mendukung presentasi yang kita sampaikan kepada audiens. Di bawah ini beberapa contoh alat bantu dalam presentasi.

  1. Papan tulis hitam & papan tulis putih (blackboard & whiteboard)
  2. Flip charts
  3. Overhead Projector (OHP)
  4. Slide
  5. Papan tulis elektronik
  6. Video Cassette Recorder (VCR)
  7. Panel LCD
  8. Proyektor LCD

 

Menganalisa Audiens

Agar presentasi kita berjalan lancar, kita perlu melakukan analisa terhadap audiens kita. Hal ini perlu dilakukan agar presentasi kita berjalan lancar dan tidak mengecewakan para audiens kita. Beberapa hal yang perlu dianalisa dari audiens adalah sebagai berikut:

  1. Mengenal karakteristik para audiens kita dengan baik
  2. Mencoba menganalisa kemauan para audiens
  3. Mengetahui tempat presentasi
  4. Mengetahui waktu presentasi
  5. Mengetahui alas an mengapa melakukan presentasi
  6. Tahu cara melakukan presentasi

 

Mempersiapkan Diri dan Mental

Saat presentasi, kita pasti mengalami yang namanya demam panggung. Hal ini sangat biasa terjadi, apalagi untuk orang yang belum pernah melakukan presentasi sebelumnya. Beberapa hal mengenai demam panggung yang biasa terjadi saat presentasi adalah gemetar, berbicara putus – putus, mulut kering, tersengal – sengal, dan lain – lain. Semua ini bisa diatasi dengan cara kita tetap tenang dan persiapkan mental sbaik mungkin. Sediakan air minum di dekat kita untuk berjaga – jaga kita kehabisan suara. Untuk meredam rasa grogi, kita bisa menarik nafas yang panjang sebelum melakukan presentasi. Usahakan jangan ada kontak mata langsung dengan audiens karena akan menambah rasa grogi kita.

Sumber:

  1. Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
  2. Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
  3. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
  4. Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Perencanaan Laporan Bisnis

Pengertian dan Jenis Laporan Bisnis

Laporan bisnis dibuat untuk meringankan dalam menyampaikan informasi dari suatu organisasi atau lembaga yang satu ke organisasi yang lain. Laporan bisnis harus ditulis dengan teratur dan sistematis. Laporan bisnis terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah terbagi menurut panjang laporan dan formalitasnya.  Adapun jenis – jenis laporan bisnis adalah sebagai berikut:

  1. Laporan memorandum: yaitu sejenis laporan yang memiliki format seperti memo yaitu dengan mencantumkan tanggal, subjek, dari, dan kepada.
  2. Laporan surat: yaitu sejenis laporan yang memiliki format seperti surat dengan kepala surat, yang berisi alamat (address), salam pembukaan, salam penutup, tanda tangan (signature), dan referensi (reference).
  3. Laporan berbentuk cetakan: yaitu sejenis laporan yang mempunyai judul yang telah tercetak (printed title), instruksi (instuction), dan baris kosong.
  4. Laporan formal: yaitu sejenis surat yang biasanya lebih panjang isinya daripada laporan informal.

 

Bagian Pokok dalam Laporan Bisnis

Seperti surat pada umumnya, laporan bisnis pun mempunyai beberapa bagian. Hal ini perlu diperhatikan agar tidak keliru dalam membedakan dengan jenis surat yang lainnya. Adapun bagian – bagian dari laporan bisnis adalah terdiri dari pendahuluan, isi dan penutup.

  1. Pendahuluan
  • Pemberi kuasa
  • Rencana presentasi (Layout)
  • Masalah (Problem)
  • Maksud penulisan laporan
  • Ruang Lingkup
  • Metodologi (Method)
  • Sumber-sumber primer atau sekunder
  • Latar belakang (Background)
  • Definisi istilah (Definition)
  • Keterbatasan
  • Rekomendasi (Recommendation)
  1. Isi teks (laporan)
  2. Penutup
  • Rangkuman
  • Kesimpulan
  • Rekomendasi
  • Rencana tindakan
  • Proposisi

 

Pengorganisasian Isi dalam Laporan Bisnis

Ada berbagai cara tersendiri dalam menyusun isi dalam laporan bisnis. Berikut akan dijelaskan beberapa cara dalam menyusun isi dalam laporan bisnis.

  • Cara menyusun badan laporan
  1. Cara menyususn laporan secara langsung (Deduktif): menggambarkan laporan dari belakang ke depan, atau dengan kata lain menjelaskan rekomendasi atau ide pokok terlebih dahulu sebelum menjelaskan hal-hal yang rinci.
  2. Cara induktif: menjelaskann berbagai fakta yang ada sebelum berbagai kesimpulan dan ide pokok atau rekomendasi dikemukakan.
  • Cara menyusun teks laporan
  1. Membuat topik-topik atau kriteria
  2. Membuat sebuah urutan suatu peristiwa atau kejadian-kejadian
  3. Mendeskripsikan lokasi atau lokasi
  4. Menerangkan suatu proses atau prosedur
  5. Membuat sebuah urutan tingkat kepentingannya secara alfabetis
  6. Menyusun urutan tingkat berdasarka familiaritas
  7. Mengatur sumber-sumber yang digunakan
  8. Pemecahan masalah
  • Metode outline

Berbagai macam jenis judul

  1. Judul topik, adalah judul yang paling umum digunakan, bisa terdiri dari kata tunggal (kata benda), beberapa kata, atau frasa singkat.
  2. Judul kalimat lengkap, judul yang selalu menmiliki subjek dan predikat.
  3. Judul kalimat imperatif, yaitu judul yang dimulai dengan kata kerja dan tidak memiliki subjek.
  4. Judul variant, yaitu judul yang biasanya dimulai dengan participle.

Berbagai format outline

  1. Outline pendek/ singkat, yaitu outline yang terdiri dari tiga atau empat judul dan subjudul, lebih baik diatur dalam format yang sederhana.
  2. Outline panjang, yaitu outline dapat menggunakan kombinasi huruf dan angka, sistem desimal, atau kombinasi angka dan huruf.

Paralelisme dalam judul

 

Penulisan Laporan Singkat

Dalam laporan singkat, hanya mengutamakan isi dari laporan tersebut. Laporan singkat biasanya berupa memo atau surat sepanjang dua halaman. Bentuk umum dari laporan singkat adalah pembuka, hasil temuan, bahasan, dan penutup.

Membuat Laporan Bisnis yang Baik

Laporan bisnis yang baik mencakup tiga hal, yaitu:

  1. Informasi yang akurat
  2. Isi menunujukkan suatu pertimbangan yang baik dari penulis
  3. Format, style, dan organisasi sesuai dengan kebutuhan pembaca

Sumber:

  1. Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
  2. Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
  3. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
  4. Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Pengorganisasian dan Revisi Pesan-Pesan Bisnis

Pengorganisasian Melalui Outline

Ada dua tahapan dalam pengorganisasian pesan bisnis, yaitu mendefinisikan dan mengelompokkan ide – ide, dan menetapkan urutan berbagai macam ide dengan organisasional plan yang terpilih secara hati – hati. Selain itu, ada dua pendekatan dalam menentukan urutan pesan bisnis, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung. Perbedaannya terletak pada kemunculan ide pokok. Jika dalam pendekatan langsung, ide pokok muncul di awal sedangkan pada pendekatan tidak langsung, ide pokok muncul di akhir. Setelah itu, kita bisa memilih rencana organisasional yang cocok, misalnya:

  1. Direct request: Menyampaikan  secara langsung pada target yang dituju (to the point), cocok menggunakan pendekatan pendekatan langsung.
  2. Berbagai yang rutin, kabar baik, atau goodwill: sangat sesuai dengan menggunakan pendekatan langsung.
  3. Pesan-pesan bad news: pendekatan yang bisa digunakan  adalah pendekatan tak langsung.
  4. Bermacam pesan persuasive: pendekatannya adalah dengan cara tak langsung.

 

Pemilihan Kata yang Tepat

Agar pesan bisnis dapat tersampaikan dengan baik, kita perlu memilih yang tepat. Hal ini bertujuan agar komunikasi bisnis dapat berhasil. Adapun cara untuk memilih kata yang tepat adalah sebagai berikut:

  1. Pilihlah kata – kata yang telah dikenal baik/ familiar.
  2. Usahakan memilih kata-kata yang singkat.
  3. Hindari kata-kata yang bermakna ganda.

 

Membuat Kalimat yang Efektif

Untuk membuat kalimat yang efektif kita harus memilih kata yang tepat agar maksud kita tidak bertele – tele. Kita pun tidak perlu mengulang – ulang kata yang kita tulis berulang kali sehingga kalimat yang kita sampaikan efektif.

Sumber:

  1. Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
  2. Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
  3. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
  4. Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.
Categories: Uncategorized | Leave a comment

Perencanaan Pesan-Pesan Bisnis

Penentuan Proses Komposisi

Dalam bisnis, kita perlu mengetahui bagaimana cara untuk mengirim pesan – pesan bisnis. Ada beberapa tahap yang harus dilalui ketika ingin menyampaikan pesan bisnis. Adapun komposisi untuk menulis pesan bisnis ada beberapa tahap, yaitu:

  1. Kita perlu perencanaan yang matang dalam menulis pesan bisnis meliputi tujuan komunikasi, sasaran audiens, ide pokok pesan – pesan yang akan disampaikan, dan lain – lain.
  2. Organisasi dan Komposisi. Dalam proses ini kita perlu memperhatikan pengguanan kata – kata, paragraph, struktur tulisan, dan lain – lain.
  3. Sebelum kita kirim pesan bisnis tersebut, kita perlu melakukan revisi agar tidak terjadi kesalahan dalam pengejaan, pemilihan kata, struktur tulisan, dan lain sebagainya.

 

Penentuan Tujuan

Kita perlu memperhatikan tujuan dalam menentukan tujuan pesan bisnis. Tujuan harus jelas dan tepat agar komunikasi bisnis yang kita lakukan berhasil.  Tujuan pengambilan keputusan bisnis meliputi keputusan untuk meneruskan pesan, menanggapi audiens, memusatkan isi pesan, atau menetapkan media yang akan digunakan. Adapun tujuan komunikasi bisnis secara umum ada tiga, yaitu memberi informasi, persuasi, dan melakukan kolaborasi dengan audiens.

Analisis Audiens

  1. Cara mengembangkan profil audiens

Kita bisa mengembangkan profil audiens dengan beragam cara, diantaranya adalah menentukan ukuran dan komposisi audiens, siapa audiensnya, reaksi audiens, tingkat pemahaman audiens, dan hubungan komunikator dengan audiens.

  1. Cara memuaskan kebutuhan akan informasi

Untuk memuaskan kebutuhan audiens akan informasi, kita bisa melakukan beragam cara, diantaranya adalah temukan/cari apa yang diinginkan oleh audiens, antisipasi terhadap pertanyaan yang tak diungkapkan, berikan semua informasi yang diperlukan, yakinkan bahwa informasinya akurat, dan tekankan ide-ide yang paling menarik bagi audiens.

  1. Cara memuaskan kebutuhan motivational audiens

Untuk memuaskan kebutuhan motiuvational audiens adalah dengan cara menyusun pesan dengan sedemikian rupa agar bisa diterima oleh audiens.

Penentuan Ide Pokok

  1. Teknik brainstorming
  • Storyteller’s tour
  • Random list
  • CFR (Conclusion, Findings, Recommendations) worksheet
  • Journalistic approach
  • Question and answer chain
  1. Pembatasan cakupan

 

Seleksi Saluran Media

Ide-ide dapat disampaikan melalui dua saluran

  1. Saluran lisan (oral)
  2. Saluran tertulis (written)

Sumber:

  1. Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
  2. Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
  3. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
  4. Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Teknologi Informasi dalam Komunikasi Bisnis

Keuntungan Menguasai Teknologi Informasi

Saat ini teknologi semakin maju. Begitu pula yang terjadi pada teknologi informasi. Informasi semakin mudah didapatkan dari manapun dan kapan pun. Hal ini tentunya berpengaruh pada komunikasi bisnis. Internet menjadi sarana yang paling cepat untuk mendapatkan informasi. Orang – orang tidak lepas dari penggunaan smartphone. Adapun keuntungan dari penggunaan teknologi informasi dalam dunia bisnis sendiri adalah:

  1. Menambah wawasan dan pengetahuan dari segala bidang di seluruh dunia.
  2. Mendapatkan gagasan baru yang segar dan menjanjikan.
  3. Kita bisa melakukan komunikasi jarak jauh dengan mudah.
  4. Hemat biaya dan waktu.
  5. Menjadi ramah lingkungan.

 

Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Komunikasi Bisnis

Teknologi informasi juga bisa dimanfaatkan dalam dunia komunikasi bisnis. Diantara dari kegunaan teknologi informasi tersebut adalah:

  1. Melakukan promosi atas jasa maupun produk kita.
  2. Mempertahankan hubungan bisnis dan kerja sama.
  3. Melakukan control terhadap bisnis yang kita jalankan.
  4. Melakukan pengelolaan keuangan dari hasil usaha kita.
  5. Menyimpan dan menjaga keamanan data – data perusahaan kita.

 

Pengaruh Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Pengambilan Keputusan Bisnis

Dalam melakukan komunikasi, pasti kita akan dihadapkan dengan sesuatu yang berhubungan dengan pengambilan keputusan bisnis. Teknologi informasi dapat mendukung pengambilan keputusan bisnis. Berikut ini adalah hal yang dapat dilakukan oleh teknologi informasi dalam pengambilan keputusan bisnis.

  1. Kemampuan Pengolahan Data
  2. Teknologi Informasi membawa kecepatan
  3. IT Mendukung pengambilan keputusan kelompok

Sumber:

  1. Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
  2. Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
  3. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
  4. Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.
Categories: Uncategorized | Leave a comment

Jenis – Jenis Komunikasi

Komunikasi terbagi menjadi beberapa jenis. Jenis – jenis tersebut dikelompokkan berdasarkan kelompokknya masing – masing. Diantaranya yaitu:

Komunikasi Menurut Penyampaiannya

Menurut penyampaiannya, komunikasi terbagi menjadi komunikasi langsung maupun tidak langsung. Komunikasi langsung adalah komunikasi yang disampaikan secara langsung oleh komunkator tanpa perantara. Sedangkan komunikasi tidak langsung adalah komunikasi yang disampaikan secara tidak langsung, melalui media perantara lain.

Komunikasi Menurut Kelangsungannya

Dalam komunikasi terjadi interaksi antara dua orang. Menurut kelangsungannya, komunikasi dibagi menjadi komunikasi langsung dan komunikasi tidak langsung. Komunikasi langsung dilakukan secara langsung tanpa ada perantara dan tidak terbatas oleh jarak. Sedangkan komunikasi tidak langsung dilakukan dengan bantuan pihak ketiga atau media komunikasi.

Komunikasi Menurut Perilaku

Sedangkan menurut perilaku, komunikasi dibagi menjadi komunikasi formal, informal, dan nonformal. Komunikasi formal adalah komunikasi yang dilakukan secara resmi atau formal dan telah diatur struktur organisasinya, seperti contohnya adalah rapat kerja, seminar, konferensi, dan lain – lain. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang terjadi di dalam organisasi namun tidak ada struktur organisasinya dan dianggap tidak resmi seperti desas – desus, kabar burung, dan sebagainya. Lalu yang ketiga adalah komunikasi nonformal. Komunikasi nonformal adalah komunikasi yang ada hubungannya dengan kepentingan pribadi setiap anggota organisasi seperti misalnya rapat ulang tahun perusahaan.

Komunikasi Menurut Maksudnya

Komunikator saat menyampaikan pesan ataupun berkomunikasi pasti memiliki maksud. Maksud dari komunikasi sendiri dapat berbeda – beda antara orang yang satu dengan yang lain. Maksud orang berkomunikasi dapat berupa berpidato, menyampaikan  ceramah, wawancara, memberi perintah atau tugas, dan lain – lain.

Komunikasi Menurut Ruang Lingkupnya

Komunikasi juga dapat dibagi menurut ruang lingkupnya. Menurut ruang lingkupnya, komunikasi dibagi menjadi komunikasi internal dan eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi di dalam internal suatu perusahaan atau organisasi. Komunikasi ini dapat berupa komunikasi vertika, horizontal, maupun diagonal. Sedangkan komunikasi eksternal adalah komunikasi yang terjadi antara suatu perusahaan dengan masyarakat luar. Komunikasi ini dilakukan melaluyi media radio, televisi, konferensi pers, dan lain – lain. Komunikasi ini dilakukan dengan maksud mendapatka kepercayaan dari masyarakat.

Komunikasi Menurut Aliran Informasi

Selanjutnya adalah komunikasi menurut aliran informasi. Komunikasi ini terbagi menjadi beberapa macam, diantaranya:

  1. Komunikasi satu arah (simplex) merupakan komunikasi yang berlangsung dari satu pihak saja (one-way communication).
  2. Komunikasi dua arah merupakan komunikasi yang bersifat timbal balik (two-way communication).
  3. Komunikasi ke atas, komunikasi yang terjadi dari bawahan kepada atasan.
  4. Komunikasi ke bawah, komunikasi yang terjadi dari atasan kepada bawahan.
  5. Komunikasi ke samping, komunikasi yang terjadi di antara orang yang memiliki kedudukan sejajar.

 

Komunikasi Menurut Jaringan Kerja

Komunikasi juga dapat dikelompokkan menurut jaringan kerja. Menurut jaringan kerja, komunikasi ini dibagi menjadi beberapa jaringan, seperti jaringan kerja rantai, jaringan kerja lingkaran, dan jaringan kerja bintang. Komunikasi jaringan kerja rantai terjadi sesuai dengan struktur organisasi sehingga mengikuti pola komunikasi formal. Sedangkan komunikasi jaringan kerja lingkaran berbentuk lingkaran dan terjadi lebih singkat. Dan yang terakhir adalah komunikasi jaringan kerja bintang. Komunikasi jaringan kerja bintang dilakukan muluai dari pusat kemudian menyebar. Jaringan kerja bintang berlangsung sangat pendek.

Komunikasi Menurut Peranan Individu

Menurut peranan individunya, komunikasi dibagi menjadi tiga bagian. Yang pertama adalah komunikasi antara satu individu dengan individu yang lain. Selanjutnya adalah komunikasi antara  individu dengan lingkungan yang lebih luas. Lalu yang ketiga, komunikasi antara individu dengan dua kelompok atau lebih.

Komunikasi Menurut Cara Penyampaiannya

Komunikasi dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu secara lisan maupun tulisan. Komunikasi yang dilakukan secara lisan dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Kemudian adalah komunikasi tulisan yang dapat dilakukan melalui surat, naskah, gambar, ataupun spanduk.

Komunikasi Menurut Jumlah Pelaku dalam Komunikasi Tersebut

Jumlah pelaku dalam berkomunikasi mempengaruhi jenis komunikasi yang dilakukan. Komunikasi dapat dilakukan secara perorangan maupun kelompok. Komunikasi perorangan biasanya hanya seputar masalah pribadi, sedangkan komunikasi yang dilakukan secara kelompok akan membahas masalah yang menyangkut kepentingan orang banyak.

Sumber:

  1. Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma
  2. Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
  3. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
  4. Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Komunikasi dalam Organisasi

Pola Komunikasi Bisnis

Setiap organisasi memiliki pola pendekatan komunikasi yang berbeda – beda antara yang satu dengan yang lainnya. Ada dua jenis pola komunikasi, yaitu saluran komunikasi formal dan saluran komunikasi nonformal.

  • Saluran komunikasi formal
  1. Komunikasi yang dilakukan secara horizontal (komunikasi lateral)
  2. Komunikasi yang dilakukan secara diagonal
  3. Komunikasi yang dilakukan dari atas ke bawah (downward/top-down communication)
  4. Komunikasi yang dilakukan dari bawah ke atas (upward/bottom-up communication)
  • Saluran komunikasi nonformal

Saluran komunikasi jenis ini tidak memandang pangkat ataupun status dalam organisasi. Hal yang diperbincangkan bersifat umum seputar humor, film, music, keluarga, dan lain – lain. Banyak orang yang lebih percaya dengan informasi yang didapat secara nonformal dikarenakan ketidakpercayaan dengan informasi yang diberikan secara forma. Akan tetapi, kebanyakan informasi yang didapat secara nonformal kebanyaan tidak akurat dan tak dapat dipertanggungjawabkan.

 

Mengelola Komunikasi Bisnis

Dalam mengelola komunikasi, kita perlu memperhatikan dua hal, yaitu diantaranya bagaimana menangani krisis komunikasi dan menangani pesan yang bersifat rutin.

  • Penanganan krisis komunikasi

Krisis komunikasi merupakan tantangan terbesar dalam sebuah komunikasi. Butuh kemampuan serta keterampilan yang mumpuni. Semakin besar tantangan dalam berkomunikasi, semakin tinggi pula resiko yang perlu dihadapi.

  • Penanganan pesan-pesan rutin
  1. Mendelegasikan tanggung jawab
  2. Mengurangi jumlah pesan
  3. Melatih para penulis dan pembicara
  4. Memberi instruksi yang jelas

 

Masalah Komunikasi dalam Organisasi

Daalam komunikasi, pasti ada masalah – masalah yang timbul, diantaranya adalah:

  1. Masalah dalam menyampaikan pesan
  2. Masalah dalam menafsirkan pesan
  3. Masalah dalam mengembangkan pesan
  4. Masalah dalam menerima pesan

Sumber:

  1. Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma.
  2. Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga.
  3. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
  4. Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.

 

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Peranan Komunikasi dalam Dunia Bisnis

A. Peranan Komunikasi dalam Bisnis
Dalam dunia bisnis, komunikasi sangat berperan penting. Apabila tidak ada komunikasi, bisa dipastikan suatu organisasi tidak akan bertahan lama. Maka dari itu, komunikasi sangat penting artinya bagi dunia bisnis. Peranan komunikasi adalah sebagai berikut:
1. Saling bertukar pilihan
2. Untuk mencapai mufakat
3. Saling bertukar informasi
4. Mengirim dan memenuhi pesanan
5. Saling bertukar informasi
6. Melakukan transaksi atau penjualan
7. Untuk membuat rencana dan proposal
8. Melaksanakan keputusan
B. Tujuan Komunikasi dalam Bisnis
Tujuan komunikasi bisnis terbagi menjadi 3, yaitu diantaranya:
1. Persuading (Persuasi)
2. Informing (Memberi informasi)
3. Collaborating (Melakukan kolaborasi dengan audience)
Selain itu ada juga tujuan khusus dari komunikasi dalam bisnis yaitu, menyajikan penjualan bulan lalu ke manager pemasaran, meyakinkan manager pemasaran untuk mengangkat beberapa karyawan baru bagian penjualan, membantu departemen personalia mengembangkan program pelatihan bagi beberapa anggota baru.
C. Feedback dan Bentuknya
Dalam berkomunikasi, pasti ada yang namanya umpan balik atau feedback. Umpan balik dapat berupa berbagai bentuk. Misalnya, apabila seorang pemimpin mengarahkan bawahannya dengan cara yang enak maka setelah selesai akan mendapatkan tepuk tangan yang meriah. Contoh lain misalnya ketika seorang pimpinan perusahaan menegur bawahannya yang berbuat kesalahan sehingga yang ditegur akan merasa menyesali perbuatannya. Arahan dan teguran dapat disebut juga cara penyampaian pesan, sedangkan tepuk tangan sebagai umpan balik atau feedback dari penyampaian pesan tersebut. Ada hubungan sebab akibat diantara keduanya. Pesan dapat berupa pengarahan instruksi, pidato, analisis, tugas, perintah, dan lain – lain. Feedback yang diberikan atas respon dari pesan dapat berupa hasil pelaksanaan tugas, pertanyaan, laporan, dan lain – lain. Ada beberapa jenis feedback, yaitu:

1. External Feedback. Feedback yang diterima langsung oleh pemberi pesan.
2. Internal Feedback. Feedback yang didapat oleh pemberi pesan bukan dari komunikan, melainkan dari pesan itu sendiri.
3. Immediate Feedback atau Direct Feedback. Feedback yang diberikan oleh penerima pesan dengan cara menggerakkan salah satu anggota badan.
4. Delayed Feedback atau Indirect Feedback. Feedback dalam bentuk surat.
5. Inferential Feedback. Feedback yang disimpulkan sendiri oleh pemberi pesan secara tidak langsung.
6. Zero Feedback. Feedback yang tidak dapat dipahami oleh oemberi pesan.
7. Neutral Feedback. Informasi yang diterima oleh pemberi pesan tidak relevan.
8. Positive Feedback. Feedback berupa tanggapan positif.
9. Negative Feedback. Feedback berupa tanggapan negatif.
D. Kesalahpahaman dalam Berkomunikasi
Kesalahpahaman dalam berkomunikasi menyebabkan tidak tersampainya pesan dengan baik. Ada beberapa masalah pengahambat komunikasi yang terjadi antara pemberi pesan dan penerima pesan, yaitu diantaranya adalah masalah dalam mngembangkan pesan, menyampaikan pesan, menerima pesan, dan menafsirkan pesan.

E. Memperbaiki Komunikasi dalam Organisasi
Kita perlu memperbaiki komunikasi kita apabila terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi. Untuk mencapai komunikasi yang efektif diperlukan beberapa syarat, yaitu:
a. Persepsi
b. Ketepatan
c. Kredibilitas
d. Pengendalian
e. Keharmonisan atau keserasian.
Sumber:
1. Nawangsari, Sri. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Gunadarma.
2. Purwanto, Djoko. 1997. Komunikasi Bisnis. Jakarta: Erlangga
3. Purwanto, Djoko. 2003. Komunikasi Bisnis (2nd ed.). Jakarta: Erlangga.
4. Purwanto, Djoko. 2011. Komunikasi Bisnis (4th ed.). Jakarta: Erlangga.

Categories: Uncategorized | Leave a comment

Create a free website or blog at WordPress.com.